Pendidikan adalah hak setiap warga negara. Namun, di Indonesia, ketimpangan antara pendidikan di kota dan desa masih menjadi masalah serius.
Siswa daerah perkotaan umumnya mendapat fasilitas, akses, dan kualitas guru yang lebih baik terbandingkan rekan-rekan mereka di pedesaan. Kesenjangan ini berpotensi menciptakan ketidaksetaraan jangka panjang dalam kualitas sumber daya manusia.
Akar Permasalahan: Mengapa Kesenjangan Terjadi?
1. Fasilitas Pendidikan yang Tidak Merata
Sekolah di kota besar biasanya dilengkapi laboratorium, perpustakaan digital, serta akses internet. Di sisi lain, banyak sekolah di desa yang masih kekurangan ruang kelas layak, alat belajar, bahkan listrik stabil.
2. Distribusi Guru yang Tidak Merata
Guru berpengalaman lebih banyak terkonsentrasi di kota. Di desa, banyak guru merangkap mengajar berbagai mata pelajaran karena keterbatasan SDM, atau bahkan datang dari luar daerah dan tidak menetap.
3. Akses Teknologi dan Internet
Teknologi berperan besar dalam pembelajaran modern. Namun, ketimpangan infrastruktur digital di desa menghambat siswa untuk mengakses pembelajaran daring atau materi interaktif.
4. Dukungan Sosial dan Ekonomi
Orang tua di kota cenderung lebih mampu menyediakan bimbingan belajar atau perangkat digital. Di desa, faktor ekonomi dan kurangnya literasi pendidikan juga memengaruhi semangat belajar anak.
Dampak Kesenjangan Pendidikan
- Kesempatan kerja yang tidak setara: Anak dari desa sulit bersaing di pasar kerja nasional.
- Ketimpangan sosial: Terbentuknya kelompok masyarakat yang tidak mendapat kesempatan berkembang.
- Kemunduran daerah: Potensi lokal tidak tergali maksimal karena rendahnya kualitas SDM.
Solusi Strategis untuk Pemerataan Pendidikan
1. Program Penguatan Sekolah Desa
Pemerintah perlu menambah alokasi anggaran untuk pembangunan dan renovasi sekolah di pedesaan, serta mendistribusikan teknologi dasar seperti komputer dan koneksi internet.
2. Insentif untuk Guru di Daerah 3T
Berikan insentif dan jenjang karier menarik bagi guru yang bersedia mengajar di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal.
3. Kemitraan dengan Swasta dan Komunitas
Program CSR perusahaan dan komunitas lokal dapat membantu membangun fasilitas atau menyelenggarakan pelatihan untuk guru dan siswa di desa.
4. Digitalisasi dan Pembelajaran Jarak Jauh
Manfaatkan teknologi edukasi berbasis daring untuk menjangkau daerah pelosok, dengan menyediakan konten belajar yang ringan dan bisa diakses secara offline.
Menghapus kesenjangan pendidikan antara kota dan desa bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab semua pihak. Ketika seluruh anak bangsa memiliki kesempatan belajar yang setara, Indonesia akan memiliki fondasi kuat untuk maju sebagai bangsa berdaya saing tinggi.