Indonesia terprediksi akan mengalami bonus demografi pada 2045, dengan mayoritas penduduknya berada dalam usia produktif. Momen ini sebagai Generasi Emas karena potensinya untuk memajukan bangsa. Namun, tanpa fondasi literasi yang kuat, generasi ini justru bisa menjadi sumber kecemasan.
Literasi bukan sekadar kemampuan baca-tulis, melainkan juga pemahaman kritis, teknologi, finansial, dan sains. Jika generasi muda tidak terbekali keterampilan ini, dampaknya bisa merugikan pembangunan bangsa.
Mengapa Literasi Penting untuk Generasi Emas?
1. Literasi Membuka Lapangan Pekerjaan Lebih Luas
Di era digital, lowongan kerja membutuhkan keterampilan analitis dan adaptasi teknologi. Tanpa literasi yang memadai, generasi muda akan ketinggalan dan meningkatkan angka pengangguran.
2. Mencegah Penyebaran Hoaks dan Radikalisme
Generasi yang kurang literasi mudah terpapar hoaks, ujaran kebencian, bahkan paham radikal. Literasi digital membantu mereka menyaring informasi dengan bijak.
3. Meningkatkan Daya Saing Global
Negara-negara dengan tingkat literasi tinggi memiliki SDM unggul yang mampu bersaing di kancah internasional. Tanpa ini, Indonesia bisa tertinggal.
Fakta Miris: Kondisi Literasi Indonesia Saat Ini
- Peringkat 62 dari 70 negara dalam survei PISA (Programme for International Student Assessment) 2022 untuk kemampuan baca.
- 1 dari 2 orang Indonesia hanya membaca kurang dari 30 menit per hari (BPS, 2023).
- Minat baca anak Indonesia masih di bawah Malaysia dan Singapura.
Literasi adalah Pondasi Generasi Emas
Generasi Emas 2045 bisa menjadi aset berharga atau justru beban bangsa, tergantung pada fondasi literasinya. Dengan kolaborasi antara keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat, kita bisa memastikan bahwa generasi muda Indonesia siap menghadapi masa depan dengan kompetensi yang mumpuni.
Ayo tingkatkan literasi sekarang juga!