BERITAKAMPUS — Berau – Bagaimana rasanya jika kuliah di sebuah kampus yang peluang masuk kerja di industri bisa mencapai 95 persen? Coba tanyakan itu pada mahasiswa Politeknik Sinar Mas Berau Coal.
Politeknik memang dibentuk untuk menjadi kampus vokasi yang membentuk peserta didiknya pada keterampilan tertentu. Tak heran jika perkuliahannya lebih banyak praktek ketimbang belajar teori di ruang kelas.
Politeknik Sinar Mas Berau Coal memang didirikan di Tengah kawasan industri pertambangan batu bara di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Di sisi lain, pengembangan perkebunan juga pesat sehingga kebutuhan tenaga kerja tak pernah habis.
Untuk menjawab itu, politeknik ini kemudian didirikan dengan cita-cita mulia, pemberdayaan mayarakat lokal dengan keterampilan serta sikap yang diterima industri. Gedung kuliah yang terletak di Jalan Raja Alam II, Rinding, Kecamatan Teluk Bayur ini bahkan bersebelahan dengan workshop.
Saat liputan6.com menyambangi kampus pada pertengahan tahun lalu, ada sekumpulan mahasiswa dari dua program studi yang sibuk di luar gedung kuliah. Program Studi Perawatan Mesin tampak sedang mengerjakan sesuatu di workshop yang sangat luas dengan didampingi seorang dosen.
“Kami menggunakan model Teaching Factory, mengkolaborasikan teori yang ada di kampus, kemudian diimplementasikan di industri,” kata Dewi Safitriani, Kepala Program Studi Teknologi Rekayasa Logistik di depan workshop.
Tak heran jika konsep 70 persen praktek dan 30 persen teori benar-benar diterapkan di kampus ini. Keunggulan kampus ini tentu saja terletak pada ekosistem industri itu sendiri yang sudah lama terbangun di Kabupaten Berau.
“Output dari politeknik kan mengasah keterampilan. Sehingga langsung kami terjunkan ke industri untuk mengasah skill mereka masing-masing,” ujar Dewi.
Dewi menjelaskan, di kampus ini ada program Kuliah Praktek Industri. Sejak semester 3 bahkan mahasiswa sudah diterjunkan ke industri selama satu semester.
Tujuannya untuk mengobservasi sebelum melakukan praktek kerja industri. Jadi setelah Kuliah Praktek Industri, para mahasiswa langsung mengikuti Praktek Kerja Industri di semester berikutnya.
Mengapa lulusan kampus ini mudah diterima di industry? Dewi Safitri menjelaskan, kebutuhan industri terhadap angkatan kerja menjadi perhatian khusus Politeknik Sinar Mas Berau Coal.
“Kami melihat kebutuhan dari industri. Ada aturan yang memang kita harus fasih sejak dini sehingga ketika mahasiswa masuk ke industri tidak kagok. Kita sudah memberikan bekal sehingga mahasiswa sudah tahu di industri itu apa saja yang dibutuhkan,” papar Dewi.
Kerjasa Sama dengan Banyak Industri
Kebutuhan tenaga kerja di Kabupaten Berau sendiri memang belum sepenuhnya terpenuhi. Apalagi tenaga kerja terampil dengan keahlian tertentu masih sangat dibutuhkan.
Politeknik Sinar Mas Berau Coal berusaha menjawab tantangan itu dengan mengupayakan kebutuhan angkatan kerja yang terampil. Tidak hanya keterampilan khusus yang dibutuhkan industri, sikap juga menjadi penekanan khusus.
“Kita ada program soft skill yang membantu membentuk karakter mahasiswa. Disiplin yang tinggi di industri pertambangan menjadi syarat mutlak. Ragam fasilitas untuk itu juga sudah kami siapkan,” kata Kepala Program Studi Teknologi Rekayasa Logistik, Dewi Safitriani.
Kampus ini memiliki program language center yang wajib diikuti mahasiswa setiap Sabtu. Ada pula kemampuan presentasi, serta pembinaan mental dan fisik yang bekerjasama dengan Batalyon Armed 18/Komposit.
Politeknik Sinar Mas Berau Coal memang sudah menjalin kerja sama dengan banyak perusahaan seperti PT Berau Coal, PT BUMA, PT PAMA, United Tractors, Siteco, hingga Palma Serasih Group. Sehingga kebutuhan tenaga kerja dengan prioritas putra daerah menjadi keunggulan kampus ini.
“Kita sudah membuka diri seluas-luasnya untuk menerima mahasiswa dari berbagai daerah manapun di Indonesia. Memang saat ini lebih dari 70 persen masih didominasi mahasiswa asal Berau,” ujar Dewi.
Tak Sekadar Ukur
Di jalan masuk ke kampus Politeknik Sinar Mas Berau Coal, sekelompok mahasiswa sedang beraktivitas. Beberapa sedang mengukur lebar jalan, lainnya seolah membawa tongkat.
Mereka adalah mahasiswa Program Studi Survei dan Pemetaan Politeknik Sinar Mas Berau Coal. Program jenjang D3 ini memang sedang sibuk praktek lapangan.
“Setiap hari praktikum tapi beda mata kuliah,” kata Muhammad Fadly, dosen yang mendampingi mahasiswa tersebut.
Praktek bagi kampus ini menjadi penting karena pola ini mampu mengasah mahasiswa terutama di Program Studi Survey Rekayasa. Mahasiswa dilatih untuk mengukur belokan, simpangan, dan turunan.
“Jadi mahasiswa mulai dibiasakan mendesain sebuah jalan, misalnya turunan ini terlalu tajam sehingga perlu dilakukan proses galian dan timbunan agar tahu volume outputnya bagi kenyamanan pengendara,” papar Fadly.
Hasil dari observasi di lapangan akan dibawa ke laboratorium untuk menggambar, menghitung volume. Kemampuan seperti ini tentu sangat dibutuhkan industri sehingga penyerapan tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi bisa maksimal.
Lebih hebatnya lagi, pembelajaran di kampus ini mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Sebuah standar yang merumuskan kemampuan kerja seperti aspek pengetahuan, keterampilan, keahlian, hingga sikap.
“Teman-teman itu lebih paham kebutuhan lapangan seperti apa, tidak sekadar ukur-ukur,” sambungnya.
Fadly menambahkan, setelah di semester 3 mengikuti program Kuliah Praktek Industri dan semester 4 mengikuti Praktek Kerja Industri, pada semester 5 mahasiswa akan dilepas untuk magang. Dari 6 semester yang harus dijalani mahasiswa D3, 3 semester sudah habis untuk praktek dan magang.
Direktur Politeknik Sinar Mas Berau Coal, Kris Adi Nugraha menjelaskan, secara rinci sistem edukasi yang dikembangkan dalam pembelajaran politeknik adalah menerapkan 70 persen praktikum dan 30 teori. Politeknik Sinar Mas Berau Coal juga menawarkan konsep pendidikan vokasi yang menyesuaikan antara kurikulum di kampus dengan kebutuhan Industri, khususnya industri pertambangan.
“Keunggulan utama Politeknik ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan mahasiswi untuk merasakan langsung suasana kerja di industri pertambangan, melalui program pemagangan dan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di mitra yang bekerjasama dengan Politeknik Sinar Mas Berau Coal,” kata Kris Adi Nugraha.
Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan di Kabupaten Berau untuk melahirkan mahasiswa yang terampil. Dan juga meluluskan mahasiswa dengan memiliki sertifikasi yang berlaku secara nasional. Kris berharap, Poltek Simas Berau dapat terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas diberbagai sektor demi kemajuan Kabupaten Berau.
“Jadi sertifikat yang kami keluarkan berstandar BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Ini juga akan menambah kualifikasi kompetensi dari lulusan Poltek Simas Berau semakin dipercaya oleh industri,” jelas Kris.